Kamis, 27 Januari 2011

cerpen “PERSAHABATAN YANG BERAKHIR MENJADI PERCINTAAN”

Bel tanda pulang berbunyi, anak-anak SMU TIRTA berhamburan keluar kelas, tetapi khusus anak-anak Karate dilarang pulang dulu.
Dilapangan…..
            “Hei ka, lo mau pulang bareng gue atau enggak?” Tanya Dido pada Kika yang sedang menendang samsak di lapangan.
            “Eh lo do, maaf ya hari ini gue enggak bisa bareng lo lagi, soalnya gue mau ada rapat dulu nih, maaf ya gara-gara gue lo pulang sendirian lagi deh!” ujar Kika.
            “Enggak apa-apa kok, gue tahu kerjaan lo banyak banget, jadi yah…gue ngerti.”
            “KIKA CEPETAN RAPATNYA UDAH MULAI TUH…” teriak Nina teman Kika dari lantai 2.
            “Ya udah ya do, gue udah ditungguin nih, maaf ya!” Dido yang memperhatikannya hanya menarik nafas dalam-dalam.
            “Yah gue pulang sendirian lagi deh.” Ujar Dido sendirian.
            Sebenarnya Dido menaruh perasaan pada Kika namun dia masih malu untuk mengungkapkannya, apalagi Kika itu Tomboy, tingkah lakunya tidak seperti anak cewek lain disekolahnya, sedangkan Sifat Dido bertolak belakang dengan sifat Kika, Dido si kutu buku, pintar, cool, ganteng, banyak yang suka dengan Dido bahkan dia pernah ditembak KETUA OSIS SMU TIRTA, tetapi tetap saja semua itu tidak pengaruh pada Dido yang sangat menyukai Kika.
            Sesampai dirumah, Kika langsung menghempaskan tubuh di tempat tidur dikamarnya, lalu dia langsung menyambar gagang telepon, dan ia menelpon Dido untuk minta maaf .
* * *
            Pagi hari di SMU TIRTA, pagi ini anak-anak kelas X-B udah nguap duluan sebelum pelajaran PPKN, karena gurunya ceramah kayak ngedongeng.
            Bel istirahat berbunyi dengan sigap anak-anak keluar. Kika langsung buru-buru menemui pelatih karatenya (biasa disebut Sinpe) di ruang OSIS.
            “Hei ka kamu mau enggak ikut kejuaraan di YAI, kalau mau nanti nama kamu Sinpe masukin?” jelas Sinpe.
            “Iya deh tapi Kika minta izin sama Orang tua dulu.”
            “Ya sudah nanti kalau boleh telepon Sinpe ya?”
            “Oke deh kalau gitu Kika masuk kelas dulu ya!”
Di koridor kelas Kika bertabrakan sama Dido, hampir saja Kika jatuh diatas tubuh Dido.
            “Ka maafin gue ya, gue lagi buru-buru!”
            “Iya enggak apa-apa.” Ujar Kika padahal kaki Kika berdarah kena ujung pulpen yang Dido bawa.
            “Iya udah ya ka, gue duluan.” Ujar Dido seraya pergi meninggalkan Kika.
            “Kenapa sih Dido sekarang, ko jadi gitu sama gue!” gerutu Kika.
Saat pulang sekolah, Kika buru-buru mengejar Dido.
            “Dido tunggu, gue mau ngomong sama lo!”
            “Ada apaan ka lo manggil gue, penting enggak kalau enggak penting gue mau pulang nih!” ucap Dido ketus.
`           “Do lo kenapa sih, kok lo sering menghindar dari gue?”
            “Gue enggak salah, seharusnya gue yang Tanya, lo kenapa selalu sibuk dengan kerjaan lo yang menurut gue enggak penting!”
            “Apaan, lo bilang kerjaan gue enggak penting, kok lo enggak ngehargain gue sama sekali sih, gue kan ngelakuin ini bukan buat gue tapi buat sekolah, kalau lo emang enggak suka lo ngomong jujur dong sama gue!”
            “Yah gue ngerasa lo yang enggak pernah ngehargain gue sama sekali, oke gue ngaku salah sama lo, dan gue minta maaf!”
            “Percuma do, gue juga udah males ngomong lagi sama lo, padahal gue manggil lo Cuma buat ngundang lo datang ke kejuaraan karate.” Ucap Kika seraya pergi meninggalkan Dido.
Tanpa sengaja Kika menjatuhkan buku hariannya dekat kaki Dido, karena Dido penasaran maka dibacalah buku harian Kika, isinya ternyata tentang perasaan Kika pada Dido yang ternyata juga menyukai Dido tetapi semua perasaan itu dipendamnya, sebenarnya Kika juga sayang pada Dido, hanya sama seperti Dido dia malu untuk mengungkapkannya, apalagi waktu laura Ketua OSIS menembak Dido, hati Kika langsung sakit, untuk memendam itu semua Kika hanya memiliki buku hariannya, hampir semua isi buku itu tentang Dido. Dido yang membacanya langsung merasa bersalah.
            Di dalam kamar Kika hanya terdiam memikirkan masalah tadi dengan Dido, Kika tidak menyangka kalau Dido bisa berbuat seperti itu, masalah ini membuat Kika tidak konsen dengan pertandingannya besok.
* * *
            Pagi hari ini mungkin akan menjadi sejarah untuk Kika, karena sebelumnya Kika belum pernah ikut kejuaraan dan ini hari pertama untuknya, apalagi banyak anak-anak dari sekolah lain yang ikut nonton.
            Gelanggang remaja di daerah bekasi sudah dipenuhi banyak penonton, namun Kika belum juga datang padahal jam sudah menunjukan pukul 10.15, anak-anak SMU TIRTA mulai panik, apalagi si Dido yang sudah menunggu dari tadi dan sudah menyiapkan berbagai rencana untuk menembak Kika di akhir pertandingan.
            “Pak Irvan, gawat nih pak si Kika belum datang juga, kalau 5 menit lagi Kika belum datang juga, Kika bisa di disk pak!” ucap Nina pada Pak Irvan pelatih karate.  
            “Ya sudah Nin, coba kamu telepon, biar bapak ngomong sama panitianya.”
            “Pak katanya Kika motornya mogok terus mesinnya rusak!” ujar Nina.
            “Ya udah kita tungguin sebentar lagi aja, duduk di bangku aja!” ajak Pak Irvan. Dibangku penonton sudah riuh suara smu lain, Dido, Roni, Nina dan Pak Irvan panik bukan main.
Ternyata dari kejauhan terlihat batang hidung si Kika yang sudah siap dengan pakaian karatenya siap untuk melawan Kioko dari SMU Seinyoko.
* * *
            Pertandingan babak pertama dan kedua telah selesai, dan Kika berhasil menang dan menjadi juara, sorak sorai SMU TIRTA sudah tidak dapat dibendung lagi, teriakan-teriakan yang meledak menghantarkan Kika dengan senyuman yang sangat manis, apalagi saat ia tahu kalau Dido ikut menonton pertandingan dan membalas senyum Dido.
            Namun agak kaget waktu Dido mendekati dirinya ditengah lapangan dan membawa bunga mawar yang indah, dan…………..
            “Kika sebenarnya gue tahu kalau lo suka sama gue, dalam buku harian lo ini, gue bener-bener senang banget waktu tahu lo juga suka sama gue, jadi hari ini gue mengutarakan perasaan gue ke lo, kalau dari dulu gue suka dan sayang sama lo, KIKA MAU ENGGAK JADI PACAR DIDO?” ujar Dido dengan gemetar sambil berjongkok mengangkat sekuntum mawar untuk Kika. Dimeriahkan sorak penonton yang bersemangat.
            “Dido terima kasih ya, udah tahu perasaan Kika, jujur Kika juga udah enggak bisa mendam lagi, kalau KIKA JUGA SAYANG SAMA DIDO.” Jawab Kika menambah riuh seisi gelanggang tersebut.
Dido dan Kika sangat lega karena sudah menyatakan perasaannya masing-masing, dan mereka berdua sangat senang karena cinta mereka beraawal dari ketidak sengajaan………………..

_TAMAT_

cerpen "GARA-GARA GENK"

“Oh my God, kenapa sih harus ada Genk, dan kenapa gue harus terlibat jadi salah satu anggota Genk disekolah gue!” ngedumel aku.
            “Aduh pusing…pusing...!” Lanjutku di depan gerbang sekolah.
Aku Jenny, Aku sekolah di SMA TARA, sekarang Aku duduk di kelas 3 ips 1. Aku ini salah satu anggota Genk Angles di sekolah ku, yang masuk Genk ini anak tajir, cantik, gaul, dan pasti sophaholic (Doyan Belanja), termasuk aku.
            “Hai Jenny, gimana lo udah pikirin baik-baik belum, nanti pulang sekolah mau ikut Angles shoping atau enggak, tapi kalau lo enggak ikut pasti lo bakal nyesel abis?” ujar Noven di kelas, Noven ini ketua Genk Angles, cantik dan tajir abis.
            “Aduh gue belum tahu nih ikut atau enggak, gue lagi kehabisan duit banget, maaf ya ven, kayaknya gue emang bener-bener enggak bisa ikut, sory banget ya cuy?”
            “Ya udah kalau gitu, lo jangan nyesel ya.” Ujar Noven seraya ngeluyur meninggalkan ku.
Disekolah aku itu ada 2 Genk yang pertama Genk Angles dan yang satu lagi Genk Tujuh, kedua Genk ini sangat bertolak belakang banget, kalau Genk Angles anak-anaknya hanya terdiri dari anak yang cantik,tajir abis.
Sedangkan kalau Genk Tujuh anak-anaknya sederhana,dan yang paling penting mereka tidak pernah memandang seseorang dari kaya ataupun cantik, dan itu yang aku suka dari mereka. Tapi ternyata aku salah masuk Genk, tapi aku lebih suka lagi kalau aku enggak masuk salah satu dari mereka, karena aku sebenarnya lebih suka berbaur dan main sama siapa saja, aku masuk Genk Angles karena terbujuk sama si Noven.
Dan yang aku inginkan adalah kedua genk itu menyatu, lebih enak kan kalau kita saling bantu sesama, dan yang paling penting enggak pandang buu tuh buat main sama siapa aja.
Tapi mau diapakan lagi, toh mereka juga susah untuk dibuat menyatu kayak yang gue mau, itu karena genk gue udah terlanjur cinta kehidupan glamor gitulah.
* * *
Bel pulang sekolah berbunyi, Genk Angles sudah bersiap-siap buat pergi ke Mall naik mobil Noven. Karena aku tidak ikut akhirnya aku pulang bareng Suci, dia salah satu dari Genk Tujuh. Saat diperjalanan tiba-tiba  ada mobil meluncur dengan sengaja lewat digenangan air yang ada dekat kami, baju kami pun basah berwarna coklat, lalu mobil itu berhenti, Noven keluar dari mobil itu dan……
“Aduh sory banget ya gue enggak tahu kalau ada Suci, ya ampun maaf ya, itu tandanya lo mesti beli baju baru, uadh tahu baju lo kusut dekil kayak gitu, heh Jenny lo ngapain bareng sama Suci?”
“Noven kan lo tahu rumah gue sama Suci deketan jadi ya gue bareng dia aja, lagipula kan lo mau ke Mall, tapi ven lo tuh enggak boleh ngomong kasar gitu ke suci, lo parah banget sih!”
“Enggak apa-apa kok Jen,  benar kata Noven baju gue emang sudah harus diganti.” Ujar Suci seraya membersihkan bajunya.
“Oh ya udah deh, gue mau jalan nanti telat lagi deh, du…du….Jenny!”
“Ci jangan diambil hati ya si Noven, oh ya ci ngomong-ngomong nih kan lo pintar Matematika mau enggak ajarin gue, nanti abis gue ganti baju lo gue jemput, terus belajarnya dirumah gue, mau enggak?”
“Oh ya udah, nanti gue ajarin deh.”

* * *
            Hari ini hari sabtu, kelas 3 sudah memulai PM (Pendalaman Materi), PM ini memakai urutan kocok jadi kelas yang satu dengan yang lainnya digabung. Genk Angels rata-rata masuk ke kelas 3 IPS 2 berbarengan dengan Genk Tujuh yang rata-rata berasal dari 3 IPS 4.
            “Ya ampun, guru-guru pada enggak bisa ngebedain apa yang mana orang kaya atau enggak, kenapa haru digabung enggak selevel banget sih!” ujar Noven dengan malas.
            “Heh Noven jangan sembarangan ngomong ya, biar kita bukan kayak kalian, tapi kita masih punya hati, lo orang kaya dan cantik, tapi sayangnya hati lo enggak secantik diri lo!” ujar mawar salah satu anggota Genk Tujuh.
            “Woi, enak aja lo ngomong, kenapa lo semua Genk Tujuh iri sama kita-kita?” berdiri Chika.
            “Sory banget ya, kita enggak akan iri sama kalian, buat apa kita iri sama orang yang enggak punya hati kayak kalian!” sambut Mawar.
            ”Dasar orang enggak tahu di untung, masuk sini palingan Cuma karena beasiswa yang dikasih dari sekolah, yah mungkin lo semua edikit beruntung lah.”
            ”Apaan sih lo, kalau ngomong bener-bener enggak diayak lo ye!”
            “Enggak, kenapa emangnya.”
            “Huuuuhhh…”
Saat itu aku hanya duduk di belakang melihat mereka bertengkar, entah apa yang harus kulakukan aku sudah pusing. Bagusnya Pak Adnan guru matematikaku masuk kelas jadi anak-anak gak ada yang berisik lagi deh.
            Saat pulang PM aku mendatangi Genk Tujuh yang sedang ada di kantin, namun sepertinya mereka tidak menerima kedatanganku.
            “Ada apaan lo kesini, mau ngejek kita lagi?” sambut Mawar.
            “Mawar, Jenny enggak kayak gitu kok, Jenny baik enggak kayak temannya yang lain, dengerin dulu ya?” bela Suci.
            “Gue kesini Cuma mau minta maaf karena teman-teman gue tadi udah bicara kasar sama kalian, mau kan maafin?”
            “Iy, Jenny sama-sama kita semua Sudah maafin kalian tenang aja, tapi lo enggak kayak teman-teman lo kan?” sahut Mawar.
            ”Gue itu suka banget kalau kita itu nyatu bareng yang lain-lain juga, gue itu enggak suka perbedaan, Mudah-mudahan gue enggak kayak teman-teman gue, gue pulang duluan ya, da….da….”
            ”Iya, gue juga ingin bnget kayak gitu jen.”
Sampai ditengah koridor sekolah aku melihat kerumunan Genk Angels yang sedang panik, aku mendekatinya dan aku kaget bukan main melihat Noven tergeletak di lantai di mulutnya mengeluarkan banyak busa dan kejang-kejang, namun enggak ada yang mau mengangkatnya dan aku….
            “Woi kenapa diam aja sih angkat dong!” teriak ku
            “Enggak ah Jen, gw jiji lo aja deh yang angkat, nanti nular kan!” ujar Chika dengan jiji.
Aku panic bukan main, saat itu sekolah sudah sepi hanya tinggal guru-guru yang ada diruang guru, Genk Angels dan Genk Tujuh yang masih ada di kantin.
Aku langsung berlari ke kantin minta pertolongan Genk Tujuh.
            “Mawar,Suci,Zizi, semuanya tolongin gue, tolongin Noven, ayo buruan ikut gue cepetan.” ujarku tergesa-gesa, lalu mereka semua ikut lari dibelakangku.
            “Ya ampun Noven kenapa, ayo buruan angkat, cepetan 1…..2….3!” Mawar mengarahkan, dan semua anak Tujuh dan aku langsung mengangkat dan  membawa Noven dengan mobilku, anak Tujuh pun mengikuti dari belakang menggunakan Mobil Noven yang dibawa Chika.
* * *
Sesampai dirumah sakit, dokter mengatakan kalau Noven Overdosis obat pelangsing dan obat susah tidur. Setelah Noven sadar dia melihat Genk Angels dan Genk Tujuh ada disana menemaninya.
“Ven lo sudah sadar, ven lo tahu enggak kalau yang bawa lo kerumah sakit itu anak-anak Tujuh, mereka baik ya?”
“Ah Jenny biasa aja kali, kan didunia ini kita enggak hidup sendiri jadi mau bagaimanapun pasti kita membutuhkan pertolongan orang lain.” Ujar suci.
“Gue mau ngomong sesuatu, gue terima kasih banget sama anak-anak Tujuh karena Sudah mau ngebantuin gue, maafin gue ya sering banget nyakitin kalian yang sudah baik banget sama kita, dan satu lagi, di hari ini gue menyatakan kalau Genk Angels dibubarkan supaya kita semua bisa berbaur berteman sama siapa saja.” Ucap Noven dengan lemas.
“Gue juga mau nyatain kalau Genk Tujuh dibubarkan hari ini, enggak usah lagi ada genk okey.” Sambut Mawar dengan senyum.
“Mulai hari ini kita semua berteman,iya kan?” ucap Chika meriah.
“YEEEEEEE……..” serentak semua.
            Akhirnya doaku dikabulkan, berteman dengan teman yang setia lebih baik dibanding berteman dengan harta dan kelebihan.

_ TAMAT _

cerpen "FUTSAL ATAU BASKET"

Gue Dipa, gue sekolah di SMU HARAPAN, sekarang gue kelas 2 ips 2, gue ini salah satu kapten futsal di sekolah alias ketua futsal, karena gue seneng banget yang namanya futsal pokoknya futsal is number one.
            “Heh Dipa ngapain lo bengong, buruan latihan, besok kita udah mulai pertandingan nih, gimana sih lo kapten!” ujar Erick
            “Iya….iya…tunggu dong, gue masih mau beres-beres dulu.”
            “Gue tunggu dilapangan, gue pimpin pemanasan dulu!”
            “Ya udah sana…jauh…jauh…lo dari gue.” Ujar Dipa.
Yang gue bingung, kenapa ya sampai sekarang gue masih belum bisa punya pacar, gue ini kurang apa sih, cool udah, Ganteng apalagi, tajir udah, kenapa coba? Hah ya sudahlah, itu urusan belakangan yang penting gue harus menang pertandingan besok.
Sesampai dilapangan….
            “Woii…latihannya semangat dong lo semua, mau menang enggak besok?”
            “Dipa, 5 menit lagi selesai, lo kasih pengarahan deh tuh semua.”
            “Iya…Woii, semua, latihannya udah dulu, kumpul sini!” ajak Dipa
            “Ingat ya, taktik yang udah kita bicarakan sebelumnya, jangan sampai lo semua lengah, pokonya semangat dong brow, jangan malu-maluin sekolah lo semua,oke!” ucap Dipa semangat.
            “Oke Dip, tenang aja, besok kita babat abis tuh tim dari SMU MURNI.”
            “Ya udah, pada pulang sana semua, besok enggak pakai telat.”

* * *
Keesokan Harinya, gue sama teman-teman gue yang lain mulai pemanasan sebelum pertandingan dimulai, pertandingan ini udah yang ke 5 kalinya selama gue sekolah di SMU HARAPAN dan baru 1 kali gue kalah, jadi gue udah bertekad buat ngebayar kekalahan gue yang sebelumnya.
Pertandingan pun dimulai banyak banget penonton yang datang. Dari ratusan penonton yang datang, gue lihat sesosok perempuan sumpah cantik banget tuh cewek, gara-gara tuh cewek gue jadi semangat bertanding, apalagi pas dia balas senyuman gue, ya ampun jantung gue mau copot.
Gue langsung semangat banget bertanding, waktu gue awal amsuk kelas 2, sekolah gue sempat tanding bareng smu murni, dan itu kalah, jadi gue enggak mau kalah yang ke dua kali dari smu itu. Gue makin semangat waktu ada itu cewek, bener-bener cantik rambut panjang putih dan lembut banget senyum nya.
Waktu gue mulai tending tuh bola, saat detik-detik terakhir pertandingan akhirnya, “GOOOLLL……. “Itu gol terakhir sebagai tanda permainan selesai dan gol terakhir buat tim gue karena udah menang.
Setelah penyerahan Medali dan Piala gue makin bangga aja Hidung kemang kempis ngeliat gemuruh tepuk tangan dimana-mana. Setelah selesai itu semua, gue langsung kejar tuh cewek dan gue ajak kenalan…..
“Hei…Nonton pertandingan juga, boleh tahu nama kamu siapa enggak?”
“Hei juga nama gue Karin, tadi tuh kamu hebat banget mainnya, keren.”
“Ah enggak usah muji gitu, jadi enggak enak, emang kamu suka bola ya?”
“Ah enggak juga, aku lebih suka Basket sih.”
“Emang kenapa?”
“Habisnya kebanyakan kalau anak yang suka main bola itu jorok.”
“Oh….ehm…b elum tentu juga, lihat deh emang gue jorok ya?”
”Iya sih emang belum tentu, tapi lihat deh diri kamu sendiri, gimana tuh?”
”Iya Karin, di maklumin aja, namanya juga abis pertandingan, setiap orang yng abis olahraga pasti keringtan..hehehehehehe!”
“Iya deh, hanya sekedar keringatan aja kok.”
”karin boleh minta Nomor HP enggak, kali aja kita bisa saling tambah kenal lagi?”
“Heheheheh, ehm ya udah boleh, nih catet.”
Dari situ awal gue deket sama Karin, cantik, manis, apapun gue lakuin asal gue bisa jadian sama tuh cewek.
Gue datang ke tempat istirahat di pinggiran lapangan Futsal, disitu banyak teman-teman gue pada kumpul.
            ”Woi, dari mana aja sih lo, kita kan belum Evaluasi.”
            ”Iya iya maaf, ada urusan bentar tadi.”
            ”Ya udah lanjut lah kita Evaluasi, buka lah kapten.”
            ”Oke.”
* * *
            Malam harinya, gue langsung telepon Karin, pertanyaan gue basa-basi banget.
“Hai Karin, lagi apa?”
“Hai juga Dipa, lagi belajar aja nih.”
“Ganggu gak?”
“Ah, enggak kok, gimana tadi ikutin pertandingan sampai  selesai ya?”
“Iya ikutin lah, kan kita harus bisa baca cara main lawan juga.”
“Owh gitu ya!”
“Oh iya rin, suka sama cowok yang kayak gimana sih?”
“Ehm, gw suka banget sama cowok yng suka main basket, abisnya badan proporsional banget, gede tinggi dan manis-manis orangnya.”
“Owh… harus pemain basket gitu?”
“Ya, kalau emang bisa dapat pemain basket, berarti cita-cita gue tercapai..hehehehehehehehehe.”
“Owh gitu toh, ngomong-ngomong Karinn sekolah dimana?”
“Gue sekolah di SMU MURNI.”
“Owh Smu Murni toh, sekolah itu saingan berat gue main fusal tahu gak?”
“Owh ya, waduh gue enggak tahu tuh.”
“Uhm ya udah, besok kita telepon-teleponan lagi, enggak keberatan kan?”
“Uhm, enggak kok, sama sekali enggak keberatan, telepon aja lagi Dipa.”
“Ok, sampai besok ya, met malam Karin!”
“Met malam juga Dipa.”
* * *
Keesokan harinya, gue ketemu sama Pembina ekskul disekolah gue, dan dengan berat hati gue minta supaya gue bisa masuk ekskul basket tanpa harus tinggalin Futsal, ternyata gue disetujuin buat masuk basket dan ikut 2 ekskul sekaligus.
Bingungnya gue, udah bingung capek pula, pingin jadi anak yang terbaik buat cewek yang gue suka, habis dia manis sih.
Dalam seminggu gue ikut ekskul 2, 3 hari di futsal, dan 2 hari di basket. Owh capeknya bukan main tapi itu gue lakuin buat Karin,
Pulang sekolah gue jemput Karin disekolahnya di SMU MURNI.
            “Hey Karin…..”
            “Hey juga, udah lama tungguin aku?”
Tapi Tiba-tiba…………
            “Woi…lo bukannya Dipa, ketua Futsal SMU HARAPAN?” ujar Dodi ketua Futsal SMU MURNI.
            “Iya emang kenape?”
            “Oh jadi lo, yang waktu nyengkat kaki temen gue waktu pertandingan.”
            “Weits…itu mah bukan gue.”
            “Woi…temen-temen nih musuh kita nih baru datang.”
            “SERBUUUUU.” Teriak mereka
            “WAAAAAAAAAAAA.” Teriak gue
            “DIPA, eh lo itu semua apa-apaan sih, dia itu temen gue, DIPA LARI!” ujar Karin dari jauh, sedangkan gue udah ngibrit duluan, udah gitu motor gue ketinggalan disana lagi. Namun apa daya, lari gue kurang kenceng abis lah gue digebukin sama mereka, bagus ada Karin. Tapi entah kenapa badan gue lemes banget, jadi deh gue jatuh pingsan.
            “Yah ini orang kenape, yah masa cowok pingsan, udah deh kita gotong aja bawa kerumah sakit.”
Saat gue sadar, gue udah ada di rumah sakit, dan disekeliling gue udah ada anak-anak SMU MURNI dan ada Karin.
            “Dipa, udah sadar ya, gimana masih sakit?” Tanya Karin.
            “Iya nih masih sakit banget, tuh temen-temen kamu nonjoknya kelewatan, kan sakit, aku juga malu sih abisnya aku pingsan depan kamu!”
            “Ya ampun Dipa, enggak apa-apa kali, maafin Dodi dan temen-temen yang lain ya, Dipa tadi kata dokter kamu pingsan bukan karena kesakitan, tapi karena kamu kurang makan dan karena kecapekan, emang ada apaan sih?”
            “Sebenarnya aku itu ngambil 2 ekskul Basket sama Futsal, aku ambil Basket karena kamu suka basket Karin, makanya aku bela-belain datang tadi kesekolah kamu kalau aku mau kasih tahu kamu dan sekalian……”
            “Sekalian apaan?”
            “Tahu nih pake rahasia-rahasiaan, udah sih kasih tahu aja?”
            “Eh kupret diem aj lo mendingan, udah bikin gue bonyok masih bisa ngomong lagi lo.”
            “Iya….iya gue minta maaf, itu kan kebawa emosi, emang lo mau ngomong apaan sih ke Karin.”
            “Ah enggak jadi deh malu gue.”
            “Ya ampun kenapa musti malu.”
            “Sebenarnya Karin, semua yang aku lakuin itu demi kamu dan buat kamu, karena aku suka dan sayang sama kamu sejak pertama kali kita ketemu, jadi Karin mau enggak jadi pacar Dipa, mau ya…ya….” Tanya Dipa dengan wajah melas.
            “Gimana ya…..ehm….ehm….”
            “Udah Karin terima aja, kasian tuh anak udah bonyok, jelek, nanti nangis lagi kalau lo tolak.” Ledek Dodi
`           “Heh diem lo.”
            “Ha…..ha…..ha!” disambut tertawa meriah oleh yang lain.
            “Ya udah deh, Karin terima, ini semua juga buat Dipa, tapi Dipa harus janji sama Karin, Dipa boleh ambil ekskul 2, tapi jadwalnya harus dikurangin, dan harus teratur, oke!”
            “Ya ampun Karin makasih ya, Akhirnya perjuangan gue enggak sia-sia, enggak apa-apa deh muka bonyok asal dapet Karin!”
            “Ha….ha….ha….”

_TAMAT_