Kamis, 27 Januari 2011

cerpen “PERSAHABATAN YANG BERAKHIR MENJADI PERCINTAAN”

Bel tanda pulang berbunyi, anak-anak SMU TIRTA berhamburan keluar kelas, tetapi khusus anak-anak Karate dilarang pulang dulu.
Dilapangan…..
            “Hei ka, lo mau pulang bareng gue atau enggak?” Tanya Dido pada Kika yang sedang menendang samsak di lapangan.
            “Eh lo do, maaf ya hari ini gue enggak bisa bareng lo lagi, soalnya gue mau ada rapat dulu nih, maaf ya gara-gara gue lo pulang sendirian lagi deh!” ujar Kika.
            “Enggak apa-apa kok, gue tahu kerjaan lo banyak banget, jadi yah…gue ngerti.”
            “KIKA CEPETAN RAPATNYA UDAH MULAI TUH…” teriak Nina teman Kika dari lantai 2.
            “Ya udah ya do, gue udah ditungguin nih, maaf ya!” Dido yang memperhatikannya hanya menarik nafas dalam-dalam.
            “Yah gue pulang sendirian lagi deh.” Ujar Dido sendirian.
            Sebenarnya Dido menaruh perasaan pada Kika namun dia masih malu untuk mengungkapkannya, apalagi Kika itu Tomboy, tingkah lakunya tidak seperti anak cewek lain disekolahnya, sedangkan Sifat Dido bertolak belakang dengan sifat Kika, Dido si kutu buku, pintar, cool, ganteng, banyak yang suka dengan Dido bahkan dia pernah ditembak KETUA OSIS SMU TIRTA, tetapi tetap saja semua itu tidak pengaruh pada Dido yang sangat menyukai Kika.
            Sesampai dirumah, Kika langsung menghempaskan tubuh di tempat tidur dikamarnya, lalu dia langsung menyambar gagang telepon, dan ia menelpon Dido untuk minta maaf .
* * *
            Pagi hari di SMU TIRTA, pagi ini anak-anak kelas X-B udah nguap duluan sebelum pelajaran PPKN, karena gurunya ceramah kayak ngedongeng.
            Bel istirahat berbunyi dengan sigap anak-anak keluar. Kika langsung buru-buru menemui pelatih karatenya (biasa disebut Sinpe) di ruang OSIS.
            “Hei ka kamu mau enggak ikut kejuaraan di YAI, kalau mau nanti nama kamu Sinpe masukin?” jelas Sinpe.
            “Iya deh tapi Kika minta izin sama Orang tua dulu.”
            “Ya sudah nanti kalau boleh telepon Sinpe ya?”
            “Oke deh kalau gitu Kika masuk kelas dulu ya!”
Di koridor kelas Kika bertabrakan sama Dido, hampir saja Kika jatuh diatas tubuh Dido.
            “Ka maafin gue ya, gue lagi buru-buru!”
            “Iya enggak apa-apa.” Ujar Kika padahal kaki Kika berdarah kena ujung pulpen yang Dido bawa.
            “Iya udah ya ka, gue duluan.” Ujar Dido seraya pergi meninggalkan Kika.
            “Kenapa sih Dido sekarang, ko jadi gitu sama gue!” gerutu Kika.
Saat pulang sekolah, Kika buru-buru mengejar Dido.
            “Dido tunggu, gue mau ngomong sama lo!”
            “Ada apaan ka lo manggil gue, penting enggak kalau enggak penting gue mau pulang nih!” ucap Dido ketus.
`           “Do lo kenapa sih, kok lo sering menghindar dari gue?”
            “Gue enggak salah, seharusnya gue yang Tanya, lo kenapa selalu sibuk dengan kerjaan lo yang menurut gue enggak penting!”
            “Apaan, lo bilang kerjaan gue enggak penting, kok lo enggak ngehargain gue sama sekali sih, gue kan ngelakuin ini bukan buat gue tapi buat sekolah, kalau lo emang enggak suka lo ngomong jujur dong sama gue!”
            “Yah gue ngerasa lo yang enggak pernah ngehargain gue sama sekali, oke gue ngaku salah sama lo, dan gue minta maaf!”
            “Percuma do, gue juga udah males ngomong lagi sama lo, padahal gue manggil lo Cuma buat ngundang lo datang ke kejuaraan karate.” Ucap Kika seraya pergi meninggalkan Dido.
Tanpa sengaja Kika menjatuhkan buku hariannya dekat kaki Dido, karena Dido penasaran maka dibacalah buku harian Kika, isinya ternyata tentang perasaan Kika pada Dido yang ternyata juga menyukai Dido tetapi semua perasaan itu dipendamnya, sebenarnya Kika juga sayang pada Dido, hanya sama seperti Dido dia malu untuk mengungkapkannya, apalagi waktu laura Ketua OSIS menembak Dido, hati Kika langsung sakit, untuk memendam itu semua Kika hanya memiliki buku hariannya, hampir semua isi buku itu tentang Dido. Dido yang membacanya langsung merasa bersalah.
            Di dalam kamar Kika hanya terdiam memikirkan masalah tadi dengan Dido, Kika tidak menyangka kalau Dido bisa berbuat seperti itu, masalah ini membuat Kika tidak konsen dengan pertandingannya besok.
* * *
            Pagi hari ini mungkin akan menjadi sejarah untuk Kika, karena sebelumnya Kika belum pernah ikut kejuaraan dan ini hari pertama untuknya, apalagi banyak anak-anak dari sekolah lain yang ikut nonton.
            Gelanggang remaja di daerah bekasi sudah dipenuhi banyak penonton, namun Kika belum juga datang padahal jam sudah menunjukan pukul 10.15, anak-anak SMU TIRTA mulai panik, apalagi si Dido yang sudah menunggu dari tadi dan sudah menyiapkan berbagai rencana untuk menembak Kika di akhir pertandingan.
            “Pak Irvan, gawat nih pak si Kika belum datang juga, kalau 5 menit lagi Kika belum datang juga, Kika bisa di disk pak!” ucap Nina pada Pak Irvan pelatih karate.  
            “Ya sudah Nin, coba kamu telepon, biar bapak ngomong sama panitianya.”
            “Pak katanya Kika motornya mogok terus mesinnya rusak!” ujar Nina.
            “Ya udah kita tungguin sebentar lagi aja, duduk di bangku aja!” ajak Pak Irvan. Dibangku penonton sudah riuh suara smu lain, Dido, Roni, Nina dan Pak Irvan panik bukan main.
Ternyata dari kejauhan terlihat batang hidung si Kika yang sudah siap dengan pakaian karatenya siap untuk melawan Kioko dari SMU Seinyoko.
* * *
            Pertandingan babak pertama dan kedua telah selesai, dan Kika berhasil menang dan menjadi juara, sorak sorai SMU TIRTA sudah tidak dapat dibendung lagi, teriakan-teriakan yang meledak menghantarkan Kika dengan senyuman yang sangat manis, apalagi saat ia tahu kalau Dido ikut menonton pertandingan dan membalas senyum Dido.
            Namun agak kaget waktu Dido mendekati dirinya ditengah lapangan dan membawa bunga mawar yang indah, dan…………..
            “Kika sebenarnya gue tahu kalau lo suka sama gue, dalam buku harian lo ini, gue bener-bener senang banget waktu tahu lo juga suka sama gue, jadi hari ini gue mengutarakan perasaan gue ke lo, kalau dari dulu gue suka dan sayang sama lo, KIKA MAU ENGGAK JADI PACAR DIDO?” ujar Dido dengan gemetar sambil berjongkok mengangkat sekuntum mawar untuk Kika. Dimeriahkan sorak penonton yang bersemangat.
            “Dido terima kasih ya, udah tahu perasaan Kika, jujur Kika juga udah enggak bisa mendam lagi, kalau KIKA JUGA SAYANG SAMA DIDO.” Jawab Kika menambah riuh seisi gelanggang tersebut.
Dido dan Kika sangat lega karena sudah menyatakan perasaannya masing-masing, dan mereka berdua sangat senang karena cinta mereka beraawal dari ketidak sengajaan………………..

_TAMAT_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar